Asyik.. Minyak Dunia Turun Terus, Kini Pemerintah Untung Rp3000 per Liter

Harga minyak mentah dunia terus menurun ke titik terendah selama lima tahun terakhir. Saat ini sudah mendekati level US$ 60 per barel. Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah WTI (acuan Amerika Serikat) hingga pukul 16.03 WIB sore ini, Kamis, 11 Desember 2014, sudah berada di level US$ 61,30 per barel untuk pengiriman Januari 2015. Sementara dalam periode kontrak yang sama, minyak mentah Brent (acuan Eropa) sudah berada di level US$ 64,56 per barel.


Data terkini harga minyak dunia http://www.bloomberg.com/energy/  -  Foto : piyunganonline
Sejumlah pengamat dan analis pun telah memprediksikan harga minyak mentah dunia akan terus menurun bahkan hingga level US$ 40 per barel. Hal itu dipicu meningkatnya suplai minyak pada negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Penemuan cadangan energi baru, yakni shale oil dan shale gas(minyak dan gas yang terdapat di lapisan bebatuan) di AS, membuat perang harga energi tidak terelakkan.

Negara-negara OPEC enggan mengurangi pasokan minyak agar harga minyak terus murah serta shale oil dan shale gas AS tidak kompetitif. Bahkan produsen minyak Arab Saudi dan Iran memberikan diskon khusus penjualan minyaknya di Asia.

Menteri Perminyakan Arab Saudi menyatakan tidak akan mengurangi produksi, padahal tingkat permintaan sendiri sudah berkurang. Hal ini yang memicu harga minyak turun ke titik tertendahnya dalam lima tahun.

"Inilah yang jadi penyebabnya, ada kekhawatiran pada tingkat permintaan minyak global," kata Mark Luschini, kepala strategi investasi dari Janney Montgomery Scott di Philadelphia, Kamis 11 Desember 2014.

Lalu bagaimana dengan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri, apakah harga BBM subisid akan kembali diturunkan?

Bila mengikuti perhitungan yang dilakukan Kwik Kian Gie, dengan asumsi harga minyak mentah saat ini di level US$ 62 per barel (1 barel = 158,99 liter) dengan kurs rupiah Rp 12.300. Maka kalau dirupiahkan harga minyak per barel menjadi Rp 762.600. Kemudian dibagi dengan 158,99 liter maka, harga per liter menjadi Rp 4.796,53 ditambah biaya angkut 15%. Jadi nilai wajar BBM saat ini sebetulnya hanya Rp 5.516 per liter.

Dengan perhitungan tersebut sebetulnya tidak ada subsidi  yang dikeluarkan oleh pemerintah, justru untung sekitar Rp 3.000 per liter. Lalu, untuk menyikapi penurunan harga minyak tersebut pemerintah hanya merencanakan untuk menerapkan fixed subsidy atau subsidi tetap pada BBM mulai 2015. Dengan demikian harga premium dan solar cenderung turun. Sebab, dengan tren harga minyak dunia yang landai, harga BBM bersubsidi saat ini bisa bakal terus terpangkas.

Menurut Lead Economist World Bank  Indonesia Ndiame Diop, selain mengurangi ketidakpastian fiskal, upaya mengunci subsidi BBM dalam level tertentu bisa meringankan masyarakat. Sebab, skema fixed subsidy dapat mengakomodasi kondisi penurunan harga minyak dunia.

"Saat ini harga minyak sudah turun lebih dari 30 persen. Jika terus turun, kami lihat akan ada penurunan pada harga BBM di Indonesia. Yang jelas harga minyak tahun depan diperkirakan lebih rendah dari tahun ini," tutupnya.[*/fs].

Subscribe to receive free email updates: