Al-Quds Korban Kampanye Calon Presiden AS


[portalpiyungan.com] Kedua calon presiden Amerika Serikat, Hillary Clinton dan Donald Trump berjanji akan memperjuangkan kepentingan Israel, jika mereka berhasil menduduki tampuk kepemimpinan dalam pemilu yang akan digelar 8 November 2016 mendatang.

Seperti disiarkan radio Zionis, Senin (26/9) calon presiden dari partai Demokrat, Hillary Clinton berjanji akan menolak semua keputusan sepihak yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB terkait Israel. Ia berjanji akan tetap komitmen dengan persyaratan hubungan Amerika-Israel. Salah satu programnya adalah meningkatkan intensitas kebersamaan antara kedua belah pihak, sebagaimana penjelasan dari tim kampanyenya.

Hillary juga menyebutkan, kemarin Minggu (25/9) dirinya bertemu dengan perdana menteri Zionis, Benyamin Netanyhu dalam kaitan sejumlah agenda umum di PBB. Dirinya akan menjamin masa depan Israel sebagai negara Yahudi sekaligus menjamin keamanan serta proses demokratisasi Negara tersebut yang mempunyai perbatasan yang diakui.

Hillary kemudian menyebutkan tentang kesepakatan bantuan militer Amerika untuk Israel yang telah ditanda tangani kedua belah pihak. Selama pemilu dirinya akan terus meningkatkan jejaring keamanan dan intelijen kedua belah pihak. Ia juga akan bekerja keras dengan Israel untuk terus meningkatkan kemampuan militernya.

Dalam pernyataan yang disebarkan lewat media, Hillary Clinton akan mencabut legalitas setiap Negara yang mencoba memboikot Israel.

Sementara calon dari partai Republik, Donald Trump lebih kontroversial lagi dengan menjanjikan Netanyahu dirinya akan mengakui Al Quds sebagai ibukota Israel. Trump mengungkapkan niatnya akan kemindahkan kedubes Amerika dari Tel Aviv ke Al-Quds, jika berhasil menjabat presiden AS. Dalam pertemuanya dengan Netanyahu di New York, menegaskan, bahwa partainya konsen untuk mendukung semua kebijkana Zionis terkait dengan pembangunan dan perluasan permukiman di Tepi Barat.

Semua calon presiden Amerika Serikat mengungkapkan janjinya untuk mendukung Israel demi meraih suara sebanyak-banyak dari bangsa yahudi yang bertebaran di Amerika. Demikian juga untuk mendapat dukungan dari tim loby yahudi di AIPAC yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam menentukan kebijakanya-kebijakan Amerika dalam masalah Palestina. (asy/melayu.palinfo.com)




Subscribe to receive free email updates: