 |
| Jokowi di depan civitas academica UGM - Foto : Hukum Online |
Jokowi membantah pemerintahannya menaikkan harga BBM.
Hal ini diungkapnya ketika memberikan memberikan kuliah umum di Balai Senat UGM kemarin, Selasa 9 Desember 2014. Menurutnya yang dilakukannya adalah mengalihkan subsidi dari BBM ke sektor lain sehingga sebenarnya tidak ada kenaikan harga BBM.
Jokowi juga mengklaim mengalihkan subsidi BBM mampu memberikan sumbangsih besar dalam pembangunan infrastruktur seperti jalur kereta api.
Anehnya, pernyataan Jokowi tersebut justru mendapatkan tepuk tangan dari para peserta mahasiswa dan akademisi UGM. Jokowi pun menuding mahasiswa salah sasaran jika mendemonya karena menaikkan harga BBM.
”Saya tidak menaikkan harga BBM, tetapi mengalihkan subsidi. Jelas sekali beda,” ujar Jokowi.
Jokowi juga menyindir para peserta kuliah umum yang banyak menggunakan motor dan mobil. Menurut Jokowi, subsidi BBM selama ini dinikmati kelas menengah seperti peserta kuliah umum. Peserta kuliah umum pun tertawa disindir Jokowi.
Pengamat politik Universitas Indonesia, Agung Suprio menilai semestinya para mahasiswa dan intelektual harus memberikan pendapat dan statemen yang kritis. Dikatakan oleh Agung, hal tersebut menandakan ideologi neolib sudah menjadi tren di kalangan anak muda.
Meski demikian, Agung juga mengatakan mungkin dari disain acaranya tidak memungkinkan adanya dialog atau tanya jawab.
”Saya yakin masih ada pemikiran alternatif atau terobosan, daripada menaikkan harga BBM seperti yang dilakukan Jokowi dan SBY,” paparnya.
Kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh Jokowi, menurut Agung sebenarnya tidak ada hal yang baru yang dilakukan Jokowi. Hal tersebut juga dilakukan oleh pemerintahan SBY, dengan menaikkan harga BBM lalu mengalihkannya untuk hal lain.
”Paradigmanya liberal untuk mengalihkan subsidi, seperti yang dilakukan SBY,” tutur Agung. Pemerintah harus memberikan informasi mengenai harga BBM yang naik, mengingat harga minyak dunia terus turun. [*]